Pokemon dan Diablo adalah dua game ikonik yang telah menginspirasi banyak developer untuk membuat game serupa. Pokemon menawarkan pengalaman mengumpulkan monster yang adiktif, sementara Diablo sukses dengan gaya RPG isometriknya yang masih populer.
Cadabra Games dan QUByte Interactive dari Brasil terinspirasi oleh kedua judul tersebut dan menciptakan Adore sebagai hasil kolaborasi mereka. Apakah penggabungan dua formula sukses ini dapat menjamin keberhasilan di pasar?
Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Latar Cerita dan Gameplay Adore
Di dunia misterius Gaterdrik, Dewa Draknar kehilangan kekuatannya, mengakibatkan kutukan yang menyebar dan konspirasi untuk membunuhnya. Satu-satunya harapan adalah Lukha, seorang murid dari desa Pemuja.
Mampukah Lukha mengembalikan kekuatan Draknar?
Adore adalah game Action RPG dengan tema pengumpulan monster, di mana kamu akan berperan sebagai Lukha yang diutus untuk membantu Dewa Draknar. Namun, meski premisnya menarik, cerita selanjutnya tidak begitu menggugah untuk diikuti.
Kamu akan berpetualang menyelesaikan berbagai quest, mengumpulkan monster, dan melawan bos. Namun, tidak ada hubungan yang berarti antara Lukha, monster, dan NPC, yang hanya berfungsi sebagai pemberi quest tanpa masuk kedalaman cerita. Lukha sebagai karakter utama pun tampak datar dan hanya mengikuti perintah tanpa emosi.
Sebagai Adorer, Lukha dapat menangkap monster, tetapi sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya terbatas. Game ini kurang menyediakan item berguna, sehingga eksplorasi terasa kurang bermanfaat.
Mekanisme penangkapan monster juga cukup rumit. Setelah mengunci target, kamu harus menahan tombol hingga bar di bawah monster terisi. Namun, serangan monster dapat mengganggu proses ini, membuatnya frustrasi karena Lukha harus terus bergerak untuk menghindari serangan.
Setelah menangkap monster, kamu dapat langsung menggunakannya sebagai partner. Penggunaannya sederhana, dengan empat tombol yang mewakili monster Anda. Cukup tekan kotak, segitiga, X, atau O untuk memanggil mereka, dan monster akan menyerang secara otomatis. Setelah menyerang, monster akan kembali ke kantong. Kamu juga bisa memanggil mereka secara manual dengan tombol yang sesuai atau sekaligus dengan tombol L2. Meskipun mekanik ini terlihat menarik pada awalnya, lama-kelamaan, ia menjadi repetitif dan kurang menantang.
Visual dan Audio
Visual game ini sulit dinilai karena adanya inkonsistensi. Meskipun menggunakan gaya cat air yang cerah, desain karakter dan monster tidak seimbang, sehingga tidak terkesan imut seperti Pokémon. Lingkungan yang repetitif juga membuatnya kurang menarik.
Game ini memiliki soundtrack yang menyenangkan, tetapi tidak ada sulih suara untuk karakter atau narator, membuat percakapan terasa hampa dan tanpa ekspresi.
Secara keseluruhan, game ini tidak memiliki elemen yang menonjol. Ceritanya biasa saja, visualnya inkonsisten, dan gameplay-nya belum solid. Jumlah monster yang dapat dikoleksi hanya 39, yang terasa terlalu sedikit untuk penggemar genre monster-collecting.
Adore menawarkan ide menarik, tetapi implementasinya kurang memuaskan. Gameplay yang dangkal, lingkungan yang repetitif, dan sistem penangkapan monster yang merepotkan membuat pengalaman bermain tidak mengesankan, bahkan bagi penggemar game bertema monster.